Keruntuhan FTX: Apa yang terjadi

Gambar untuk Keruntuhan FTX: Apa yang terjadi
Avatar author: TabTrader Team TabTrader Team
Lama membaca 3 Menit
Tanggal publikasi

Pada 11 November 2022, salah satu bursa aset kripto terbesar di dunia, FTX, mengajukan kebangkrutan setelah mengalami krisis likuiditas. Pendiri FTX Sam Bankman-Fried mengundurkan diri sebagai CEO dan saat ini menghadapi penyelidikan oleh Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) disamping gugatan dari investor. Mari kita analisis bagaimana ini terjadi.

Apa itu FTX?

FTX (singkatan dari "Futures Exchange") merupakan bursa aset kripto yang berbasis di Bahama. Didirikan oleh lulusan MIT, investor, dan pengusaha Sam Bankman-Fried (SBF), pada Mei 2019. Hingga saat ini, FTX berpredikat bursa aset kripto terbesar ketiga berdasarkan volume setelah Binance dan Coinbase serta memiliki valuasi $32 miliar.

Dua tahun sebelum FTX, SBF mendirikan firma perdagangan kuantitatif bernama Alameda Research, yang memainkan peran besar dalam kehancuran FTX. Apa yang terjadi pada FTX? Runtuhnya FTX terjadi dalam kurun waktu sepuluh hari di bulan November 2022. Berikut linimasa kejadiannya.

Pada 2 November 2022, Coindesk menerbitkan laporan berdasarkan bocoran neraca Alameda Research, firma perdagangan terafiliasi FTX, mengutip bukti potensi masalah daya ungkit dan kesanggupan melunasi hutang. Menurut data yang bocor, pembukuan perusahaan sangat bergantung pada FTT, mata uang asli FTX. Tidak mengherankan, pengungkapan ini memicu penarikan massal di antara pengguna FTX.

Pada 6 November 2022, Binance mengumumkan rencananya untuk menjual seluruh kepemilikan token FTX (FTT), senilai sekitar $529 juta pada saat itu, menyusul spekulasi kebangkrutan FTX. Tak perlu kata-kata, berita seperti itu telah meningkatkan volume penarikan dari FTX lebih jauh lagi.

Pada 9 November 2022, SEC dan CFTC memulai investigasi pada FTX dan Almeda

Pada 10 November 2022, regulator Bahama membekukan aset FTX Digital Markets, anak perusahaan FTX di Bahama, setelah berita FTX mencari $9 miliar talangan dari beberapa aliran dana. FTX memperingatkan pelanggannya tentang perdagangan yang akan berhenti sesaat.

Pada 11 November, FTX menyatakan kebangkrutan, dan Sam Banckman-Fried mengundurkan diri.

Mengapa FTX runtuh?

Lonjakan penarikan besar-besaran, mulai 2 November, membuktikan bahwa FTX tidak memiliki dana cadangan yang cukup untuk menutupi semua kepemilikan pelanggan.

Menurut sebuah laporan yang diterbitkan oleh Wall Street Journal, Sam Bankman-Fried mengungkapkan kepada seorang investor bahwa FTX meminjamkan miliaran Dolar dana nasabahnya ke Alameda Research untuk mendanai perdagangan spekulatif yang berisiko.

Apa yang terjadi selanjutnya?

Masa depan FTX saat ini dalam bahaya serius. Mulai pertengahan November 2022, penarikan di FTX dinonaktifkan, dan perusahaan sangat menyarankan agar tidak melakukan penyetoran.

SEC, CFTC, dan Departemen Kehakiman (DOJ) dilaporkan sedang dalam proses penyelidikan FTX atas pelanggaran hukum sekuritas perdata dan pidana. Pendiri FTX, Sam Bankman-Fried, kemungkinan akan menghadapi tuntutan pidana.

Kami sangat berharap keadilan ditegakkan dan setiap pengguna FTX mendapatkan kembali akses ke dana mereka

Bagikan postingan ini

Artikel yang mungkin Anda suka

Lihat semua artikel