Apa Itu Staking?

Apa Itu Staking?
TabTrader Team
TabTrader Team
Lama membaca 8 Menit
Tanggal publikasi

Staking Kripto 101: Apa Itu dan Cara Kerjanya

  • Staking aset kripto mengacu pada proses mengunci koin untuk meningkatkan keamanan jaringan blockchain, dan pada saat yang sama juga mendapatkan hasil dari proses tersebut.
  • Bagi para investor kripto, staking telah menjadi cara yang umum untuk perkembangan portofolio mereka tanpa harus melikuidasi aset digital mereka.
  • Namun dalam staking kripto juga menyajikan potensi keuntungan dan kerugiannya sendiri.

Apa Itu Staking?

Staking mengacu pada proses di mana seseorang menjaminkan aset digital mereka, proses ini disebut "stake", demi mendukung keamanan dan fungsi jaringan blockchain. Dengan menjaminkan koin mereka, seseorang telah dianggap secara aktif berkontribusi pada integritas jaringan dan berperan dalam memvalidasi transaksi di blockchain.

Staking secara eksklusif berlaku pada jaringan blockchain yang menggunakan mekanisme konsensus proof-of-stake (PoS), seperti Ethereum dan Cardano. Berbeda dengan Bitcoin, yang mengandalkan proof-of-work (PoW), di mana para penambang menggunakan kekuatan komputasi untuk memvalidasi transaksi, disini, PoS beroperasi secara berbeda

Dengan melakukan staking pada koin tersebut, hal ini berakibat pada kurang likuidnya aset mereka. Meskipun seseorang biasanya tetap memiliki akses ke koin yang di-staking, mereka mungkin tidak dapat menggunakannya hingga koin mereka tidak lagi ter-staking.

Validasi Proof of Stake

Algoritma PoS menggunakan prinsip pseudo-random untuk memilih validator dari sekumpulan node berdasarkan faktor-faktor seperti: seberapa lama ia melakukan staking, seberapa random, dan seberapa banyak yang ter-staking. Meski begitu, setiap mata uang digital PoS memiliki aturan dan metode uniknya sendiri yang dirancang untuk mengoptimalkan jaringannya dan memberikan keuntungan bagi penggunanya. Variasi ini selaras dengan prioritas dan tujuan spesifik dari blockchain PoS.

PoS memperkenalkan kemampuan untuk memproduksi blok tanpa membutuhkan perangkat keras penambangan khusus, seperti ASIC (Application-Specific Integrated Circuits). Tidak seperti penambangan pada umumnya, yang membutuhkan investasi besar untuk perangkat keras dan konsumsi energi dalam menjalankan operasinya, staking bekerja dengan prinsip yang berbeda. Alih-alih bergantung pada peralatan penambangan, staking berinvestasi dalam aset kripto itu sendiri.

Dengan memiliki dan mengunci sejumlah aset digital dalam staking wallet, seseorang dapat secara aktif berpartisipasi dalam proses konsensus dan berpotensi mendapatkan hasil berdasarkan staking mereka. Pendekatan ini memberikan cara yang lebih hemat energi serta mudah diakses untuk mengamankan dan memvalidasi transaksi pada jaringan blockchain.

Dalam PoS, blok akan ditempa, bukan ditambang. Ketika sebuah node dipilih untuk menempa blok berikutnya, node tersebut akan memverifikasi keabsahan transaksi, menandatangani blok tersebut, dan menambahkannya ke dalam blockchain. Sebagai imbalannya, node menerima biaya transaksi dan, dalam beberapa kasus, hadiah berupa koin.

Ketika sebuah node memutuskan untuk berhenti menjadi penempa di PoS, koin staking dan akumulasi imbalannya akan bagikan setelah periode tertentu. Jangka waktu ini memungkinkan jaringan untuk memverifikasi bahwa node tersebut tidak menambahkan blok palsu ke dalam blockchain.

Terdapat sebuah argumen umum bahwa produksi blok dengan cara staking memungkinkan skalabilitas blockchain yang lebih besar. Manfaat skalabilitas inilah yang menjadi salah satu motivasi utama di balik transisi jaringan Ethereum dari PoW ke PoS. Transisi ini terjadi melalui serangkaian peningkatan teknis yang dikenal sebagai ETH 2.0, yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi dan skalabilitas blockchain Ethereum.

Bagaimana Staking Kripto Bekerja?

Setiap jaringan blockchain proof-of-stake (PoS) memiliki aset staking yang telah ditentukan, biasanya mata uang kripto asli dari jaringan tersebut. Sebagai contoh, blockchain PoS berbasis Ethereum menggunakan ether sebagai aset staking. Jaringan PoS baru akan memperkenalkan aset kripto mereka sendiri untuk dapat distaking.

Metode staking bervariasi berdasarkan keahlian teknis, level stake, dan kendali yang diinginkan. Menyiapkan validator node akan memberikan kontrol lebih, namun hal itu memerlukan keahlian teknis dan tanggung jawab yang lebih besar. Platform staking-as-a-service memungkinkan penyedia layanan sebagai pihak yang menjalankan validator node, menyeimbangkan kendali dan berbagai kenyamanan.

Pooled staking menggabungkan staking dari beberapa pengguna. Beberapa bursa menyediakan layanan staking, yang memungkinkan pengguna untuk melakukan staking tanpa menjalankan node mereka sendiri. Namun langkah-langkah keamanan bursa perlu dipertimbangkan sebelum memilih opsi yang terasa nyaman ini.

TabTrader menawarkan berbagai macam kripto untuk distaking melalui integrasi dengan berbagai bursa terbesar. Pengguna Terminal TabTrader mendapatkan keuntungan dari kemampuan untuk berdagang di berbagai platform sekaligus, langsung melalui satu antarmuka yang nyaman.

Kunjungo TabTrader untuk iOS, Android, dan Web untuk memulainya

Baru mengenal dunia perdagangan atau ingin mengetahui lebih lanjut tentang cara kerja kripto? Akademi TabTrader siap membantu Anda.

Coins Koin Staking Kripto Terkenal

Dalam beberapa tahun terakhir, konsensus proof-of-stake (PoS) telah menarik berbagai pihak, memberikan lebih banyak kesempatan untuk staking koin. Sebelumnya, opsi untuk staking masih terbatas, namun kini semakin banyak proyek yang mengadopsi PoS, dan beberapa bursa menyederhanakan proses untuk mendapatkan kripto melalui staking.

Di bawah ini adalah kumpulan koin proof-of-stake yang cukup populer, bersama dengan imbal hasil tahunan rata-rata dalam bentuk persentase dari jumlah keseluruhan aset kripto yang distaking.

Ethereum (ETH)

Ethereum (ETH) telah menjadi mata uang kripto yang sangat populer, meski berfungsi lebih dari sekadar aset kripto. Diperlukan minimal 32 ETH untuk melakukan staking Ethereum secara mandiri. Upah tahunan yang dapat diharapkan dari investasi Ethereum berkisar antara 5% hingga 17%.

EOS

EOS, serupa dengan Ethereum, berfungsi sebagai platform untuk penggunaan terdesentralisasi. Token EOS berasal dari blockchain EOS dan dapat distaking untuk tujuan keuntungan. Potensi keuntungan untuk staking EOS adalah sekitar 3%.

Tezos (XTZ)

Layaknya Ethereum dan EOS, Tezos (XTZ) beroperasi sebagai jaringan blockchain sumber terbuka dengan aset aslinya yang memiliki simbol XTZ. Staking XTZ dapat dilakukan di berbagai platform dan jaringan. Saat ini, tingkat keuntungan yang diharapkan untuk staking Tezos adalah sekitar 6%.

Polkadot (DOT)

Polkadot, merupakan aset kripto baru yang diperkenalkan pada Agustus 2020. Polkadot bertujuan untuk memfasilitasi kemampuan lintas operasi dan mendukung jaringan blockchain yang berbeda-beda yang disebut "parachain" yang dikembangkan oleh berbagai pihak. Bursa kripto Kraken menawarkan layanan staking untuk DOT. Staking DOT memberikan hasil tahunan sekitar 15%.

Perlu diingat bahwa meskipun imbal hasil yang disebutkan di atas mungkin terlihat tinggi dibandingkan dengan pasar keuangan tradisional, mereka juga memiliki tingkat risiko yang signifikan, karena nilai koin dapat mengalami fluktuasi harga yang cepat.

Apa Itu Staking Pool?

Staking pool memungkinkan para pemilik aset kripto untuk mengkonsolidasikan koin mereka, sehingga meningkatkan peluang mereka untuk menjadi validator. Melalui konsolidasi kekuatan staking ini, para peserta meningkatkan probabilitas mereka untuk mendapatkan imbal hasil, yang akan didistribusikan secara proporsional berdasarkan kontribusi mereka ke dalam pool.

Staking pool memberikan kesempatan menarik bagi individu yang tidak memiliki sumber daya atau keahlian teknis untuk menjalankan node mereka sendiri. Dengan bergabung ke staking pool, pengguna dapat mendelegasikan kekuatan staking mereka kepada operator pool dan tetap mendapatkan imbal hasil tanpa berbagai kerumitan manajemen node. Pendekatan inklusif ini memungkinkan untuk menjangkau lebih banyak pihak untuk melakukan staking dan mendapatkan potensi keuntungan dari aset yang mereka staking.

Investor kecil dengan koin yang tidak mencukupi dapat bergabung dengan pool untuk memenuhi persyaratan staking minimum dan mendapatkan imbal hasil. Saat mempertimbangkan staking pool, ingatlah untuk memperhatikan dan memilih pool yang memiliki reputasi baik dengan catatan kinerja dan keamanan yang kuat. Berbagai pool ini mungkin menerapkan biaya, tetapi dapat memberikan pengalaman staking yang andal dan aman.

Keuntungan Kripto Staking

Memaksimalkan keuntungan

Staking memungkinkan pengguna untuk mendapatkan penghasilan pasif melalui partisipasinya dalam proses validasi jaringan. Validator menerima aset kripto atau biaya transaksi sebagai imbal hasil, sehingga memberikan kesempatan untuk menghasilkan pendapatan tanpa perlu menjual kepemilikan mereka.

Mendorong desentralisasi 

Dengan mengizinkan siapa saja untuk berpartisipasi dalam proses validasi, staking berkontribusi pada desentralisasinya jaringan. Hal ini mengurangi risiko bagi jaringan untuk di kendalikan, diamankan dan terintegitas hanya pada satu entitas.

Meningkatkan keamanan jaringan

Staking memberikan insentif kepada validator untuk bertindak demi kepentingan jaringan dengan berkontribusi pada keamanannya. Validator menghadapi risiko kehilangan staking mereka jika mereka terlibat dalam perilaku jahat, sehingga tindakan ini mencegah potensi ancaman terhadap integritas jaringan.

Pengelolaan jaringan

Jaringan blockchain tertentu memberikan hak suara kepada para pemangku kepentingan yang melakukan staking pada aset kripto mereka. Hal ini memberdayakan pemilik aset untuk berpartisipasi dalam tata kelola jaringan, mempertimbangkan keputusan, perubahan, dan pengembangan mengenai peningkatan protokol di masa depan, sehingga akan membentuk evolusi jaringan.

Penghematan energi

Dibandingkan dengan penambangan Proof-of-Work (PoW), staking dikenal akan efisiensi energinya. Proses validasi membutuhkan daya komputasi yang jauh lebih sedikit, sehingga mengurangi konsumsi energi dan pendekatan yang lebih ramah lingkungan.

Resiko Staking Kripto

Volatilitas

Melakukan staking pada aset kripto membuat validator terpapar pada volatilitas pasar. Fluktuasi nilai aset yang distaking dapat terjadi begitu saja meski berpotensi menyebabkan kerugian dan juga keuntungan yang signifikan.

Centralisasi

Pada jaringan PoS tertentu, konsentrasi koin yang distaking di antara beberapa validator dapat menimbulkan risiko sentralisasi. Situasi ini memberikan kekuatan yang tidak proporsional kepada beberapa pihak tertentu, yang berpotensi membahayakan desentralisasi jaringan.

Teknis

Staking melibatkan penguncian koin di dalam dompet atau validator node untuk jangka waktu yang lama, yang membuat validator terekspos pada risiko teknis seperti bug atau kerentanan perangkat lunak yang dapat menyebabkan hilangnya koin yang distaking, sehingga sangat penting untuk memperhatikan langkah-langkah keamanan yang kuat.

Slashing

Jika melanggar aturan jaringan, seperti penandatanganan ganda atau periode offline yang diperpanjang, validator dalam jaringan PoS dapat terkena penalti, yang dikenal dengan istilah slashing. Hukuman ini dapat mengakibatkan hilangnya sebagian atau seluruh koin yang dipertaruhkan.

Periode Kunci

Selama staking, koin biasanya dikunci selama periode yang telah ditentukan, sehingga akses langsung akan terbatas. Pembatasan ini dapat menghambat respons yang tepat waktu terhadap fluktuasi harga dan potensi investasi lainnya.

Dengan memahami dan mempertimbangkan risiko-risiko ini, validator dapat menavigasi potensi untung-rugi staking dengan lebih efektif dan mengurangi kemungkinan hasil yang tidak terduga.

Bagaimana Imbal Hasil Staking Dihitung?

Perhitungan imbal hasil staking bervariasi di berbagai jaringan blockchain dan dapat melibatkan beberapa faktor. Berikut adalah beberapa elemen kunci yang dapat dipertimbangkan dalam perhitungan:

1. Jumlah Koin Terstaking

Jumlah koin yang distaking oleh validator dapat berperan dalam menentukan hadiah. Umumnya, jumlah yang lebih tinggi akan menghasilkan imbal hasil yang lebih tinggi secara proporsional.

2. Total Koin Tersedia

Jumlah total koin yang terstaking di jaringan dapat memengaruhi imbal hasil. Dalam beberapa kasus, jumlah koin terstaking yang lebih besar dapat berakibat pada imbal hasil yang lebih rendah karena persaingan yang lebih tinggi.

3. Performa Validator

Kemampuan validator untuk memenuhi tanggung jawab mereka dan mempertahankan tingkat waktu kerja serta keandalan jaringan yang tinggi cukup dipertimbangkan. Jaringan dapat memberikan imbal hasil kepada validator yang secara konsisten memenuhi kewajibannya.

4. Durasi Staking

Lamanya waktu seorang validator berpartisipasi aktif dalam staking dapat menjadi salah satu faktor. Beberapa jaringan mungkin memberi penghargaan kepada validator berdasarkan durasi staking mereka, untuk mendorong partisipasi jangka panjang.

5. Angka Inflasi

Tingkat inflasi aset kripto dapat mempengaruhi imbal hasil dari staking. Validator dapat menerima sebagian koin yang baru dicetak sebagai kompensasi atas partisipasinya dalam proses staking.

6. Biaya Transaksi

Jaringan dapat mempertimbangkan biaya transaksi yang dikumpulkan dalam ekosistem blockchain. Validator kemudian dapat menerima sebagian dari biaya ini sebagai bagian dari imbalan staking mereka.

Beberapa jaringan menawarkan imbal hasil staking berbasis persentase tetap, dan memberikan tempo imbal hasil yang dapat terprediksi. Transparansi ini akan mendorong lebih banyak peserta untuk terlibat dalam staking.

Penting untuk diperhatikan bahwa setiap jaringan blockchain mungkin memiliki formulanya sendiri untuk menghitung imbal hasil staking. Validator harus memperhatikan dokumentasi jaringan tertentu atau berkonsultasi dengan sumber resmi untuk mendapatkan detail yang tepat tentang bagaimana imbal hasil ditentukan.

Bagaimana Cara Melakukan Staking Kripto?

Memperoleh Aset Kripto PoS

Pertama dan terutama, pilihlah aset kripto yang memfasilitasi staking. Pastikan bahwa mata uang tersebut mendukung konsensus Proof-of-Stake (PoS). Dapatkan jumlah koin yang diperlukan untuk staking. Penting untuk diperhatikan bahwa blockchain tertentu mungkin memiliki ambang batas minimal untuk staking, yang dapat bervariasi di seluruh jaringan.

Amankan dompet staking

Persiapkanlah dompet yang dirancang khusus untuk tujuan staking. Disarankan untuk menggunakan dompet yang didukung oleh situs web resmi masing-masing blockchain.

Transfer koin staking Anda

Memulai transfer koin staking Anda ke dompet yang telah ditetapkan. Patuhi panduan khusus jaringan yang disediakan untuk transfer koin tanpa hambatan.

Mulailah proses staking

Ikutilah instruksi yang diuraikan di situs web resmi blockchain yang dipilih untuk memulai staking. Hal ini dapat berupa pendelegasian koin Anda ke validator node atau mengoperasikan validator node sendiri, tergantung pada persyaratan jaringan. Pastikan Anda mengikuti instruksi yang diberikan dengan cermat untuk memastikan pengalaman staking yang sukses.

Penting untuk Diingat

Staking kripto memberikan kesempatan bagi individu untuk berkontribusi secara aktif dalam pemeliharaan dan tata kelola blockchain, sekaligus mendapatkan imbal hasil melalui kepemilikan aset. Ketika staking menjadi lebih mudah diakses, hambatan untuk masuk ke dalam ekosistem blockchain akan semakin berkurang.

Akan tetapi, sangat penting untuk mengetahui bahwa staking memiliki risiko yang tak terpisahkan. Smart contract yang digunakan untuk mengunci dana dapat rentan terhadap bug, sehingga melakukan peninjauan menyeluruh dan menggunakan dompet yang sangat aman sangat dianjurkan.

FAQ Pertanyaan Umum

1. Apa itu staking kripto?

Staking kripto melibatkan partisipasi aktif dalam jaringan blockchain dengan mengunci sejumlah aset kripto. Kontribusi ini mendukung berbagai operasi jaringan, termasuk validasi transaksi dan keamanan jaringan. Sebagai imbalannya, peserta menerima imbal hasil sebagai insentif atas keterlibatan mereka dalam jaringan.

2. Apa resiko dari melakukan staking?

Staking kripto memiliki risiko inheren yang harus disadari. Risiko ini mencakup faktor-faktor seperti volatilitas pasar, potensi penalti karena pelanggaran aturan, risiko sentralisasi di jaringan tertentu, kerentanan teknis yang dapat menyebabkan hilangnya aset, dan periode penguncian yang membatasi akses langsung ke dana yang distaking.

3. Bagimana cara mencegah resiko staking?

Untuk mencegah risiko staking, peninjauan menyeluruh sangatlah dianjurkan. Prioritaskan untuk memahami aset kripto dan jaringan tertentu yang ingin Anda staking. Pilih dompet staking yang memiliki reputasi baik dan menerapkan langkah-langkah keamanan yang kuat untuk melindungi aset Anda. Ikuti perkembangan terbaru mengenai panduan jaringan dan praktik yang direkomendasikan untuk meminimalkan potensi penalti, masalah teknis, dan potensi kerugian lainnya.

Lanjutkan Membaca

Ingin memulai berdagang kripto?

Cobalah TabTrader untuk ponsel atau web!

google-playapp-storeweb-app