Sebuah Pengantar Tentang Teori Dow

Sebuah Pengantar Tentang Teori Dow
Kirill Suslov
Kirill Suslov
Lama membaca 8 Menit
Tanggal publikasi

Teori Dow dikenal luas sebagai dasar analisis teknis modern. Teori ini merupakan yang pertama menguraikan prinsip analisa tren pasar berdasarkan harga dan data volume.

Dikembangkan oleh Charles Dow, co-founder Wall Street Journal, Teori Dow telah memengaruhi cara pedagang memahami pasar selama lebih dari satu abad.

TL;DR

  • Teori Dow berasal dari tulisan Charles Dow, wartawan keuangan Amerika, pada akhir abad ke19.
  • Terdapat enam prinsip di dalam teori ini, mencakup konsep seperti tren pasar, konfirmasi tren, dan analisis teknis.
  • Teori Dow telah memengaruhi pedagang selama beberapa generasi dan tetap akan relevan pada analisis teknis modern.

Apa Itu Teori Dow?

Teori Dow merupakan sekumpulan prinsip tentang perilaku pasar seiring waktu, yang bertujuan untuk menganalisa dan memprediksi tren pada pasar modal terutama pada saham. Teori yang terdiri dari 6 prinsip ini masing-masing mendeskripsikan aspek analisis tren yang berbeda. Meski dicetuskan pada akhir abad ke19, keseluruhan prinsipnya masih relevan bagi investor dan pedagang saat ini.

Konteks Historis pada Teori Dow

Teori Dow dicetuskan pada akhir abad ke 19 oleh seorang wartawan keuangan Amerika bernama Charles Dow, editor pertama The Wall Street Journal, co-founder dari Dow Jones & Company, dan salah satu dari indeks Dow Jones Industrial Average. Pada kisaran tahun 1899 hingga 1902, ia mempublikasikan serangkaian editorial pada The Wall Street Journal, yang akan membentuk apa yang diesbut Teori Dow. Sepeninggal Dow pada tahun 1902, salah seorang pengikutnya, bernama William Peter Hamilton menjabarkan prinsip Dow sepenuhnya secara formal menjadi suatu teori. Ia mendeskripsikan pada bukunya yang berjudul "The Stock Market Barometer: A Study of Its Forecast Value of 1922" ("Barometer Pasar Saham: Sebuah Studi Tentang Nilai Perkiraan 1922")

6 Prinsip Teori Dow

Pasar Mendiskon Segalanya

Prinsip ini berdasarkan pada ide dimana semua informasi mengenai aset keuangan atau pasar telah sepenuhnya tercermin pada harganya. Dengan kata lain, harga pasar instrumen keuangan terkini menggabungkan dan mencerminkan semua informasi yang ada, termasuk kinerja di masa lalu, ekspektasi yang akan datang, kondisi ekonomi, berita dan berbagai faktor lainnya. Maka dari itu, tidak diperlukan lagi analisis faktor eksternal atau informasi orang dalam karena semua telah tercermin pada harga pasar, sehingga investor seharusnya berfokus pada analisis pergerakan pasar itu sendiri untuk menentukan suatu keputusan.

Terdapat Tiga Jeni Tren Pasar

Teori Dow menjabarkan tiga jenis tren pasar:

  • Tren primer merupakan tren terpanjang dan tersignifikan, biasanya bertahan hingga tahunan bahkan lebih yang mencerminkan arah keseluruhan pasar, baik naik (bullish) atau turun (bearish). Tren utama biasanya tidak mudah dipengaruhi oleh fluktuasi jangka pendek dan pada dasarnya menarik bagi investor jangka panjang.
  • Tren sekunder merupakan sebuah gerakan korektif pada tren utama. Biasanya bertahan beberapa minggu hingga bulan dan bergerak melawan tren utama. Pada tren nauk utama, tren kedua bergerak dalam gerakan koreksi menurun, sementara pada gerakan utama turun, tren kedua bergerak dalam gerakan koreksi naik.
  • Tren minor mengacu pada fluktuasi harga jangka pendek yang terjadi dalam tren kedua. Gerakan tertentu kerap berumur pendek yang biasanya tak bertahan lebih dari tiga minggu. Meskipun tren minor dapat memberikan peluang perdagangan bagi pedagang jangka pendek, tren tersebut dianggap kurang signifikan dalam analisis pasar yang lebih luas dibandingkan dengan tren primer dan sekunder.
Illustration of Three Types of Market Trends - Minor, Secondary, and Primary Trend

Tren Primer Memiliki Tiga Fase

Ketiga prinsip Teori Dow menyatakan bahwa setiap tren primer dapat dibagi dalam 3 fase.

Three Phases of Primary Trends in Dow Theory - Accumulation, Distribution and Mark up

Pada pasar bull, fasenya:

  1. Fase Akumulasi: Pada fase ini, investor yang terinformasi mulai mengakumulasi aset yang murah, mengantisipasi kenaikan yang akan datang.
  2. Fase Partisipasi Publik: Setelah fase akumulasi, partisipasi pasar yang lebih besar meningkat seiring meningkatnya optimisme. Pembelian yang meningkat meningkatkan harga pasar.
  3. Fase Distribusi: Pada akhir tren bullish, seiring harga yang mencapai puncaknya, investor cerdas mulai melepas kepemilikannya demi mengamankan keuntungan.

Pada pasar bearish:

  1. Fase Distribusi: Pasar menurun dimulai dengan fase distribusi, serupa dengan yang terlihat pada puncak tren bullish. Harga mungkin masih tinggi, namun investor handal sedang menjual kepemilikannya demi mengamankan keuntungan.
  2. Fase Partisipasi Publik: Selama fase ini, partisipasi pasar yang lebih luas meningkat seiring masuknya tren bearish. Semakin banyak investor yang terlibat dalam penjualan berdampak pada penurunan harga yang lebih jauh.
  3. Fase Panik: Puncak pasar bearish adalah fase panik, yang digambarkan dengan penjualan aset secara besar-besaran. Namun ini juga merupakan waktu bagi pedagang berpengalaman untuk mulai memasuki pasar demi potensi pembalikan pasar.
Understanding the Dow Theory Bull Market and Bear Market Phases

Prinsip ini menyarankan bahwa untuk tren pasar dianggap valid ia harus terkonfirmasi oleh gerakan pada berbagai indeks mayor. Jika indeks mayor menunjukkan arah berlawanan, kepercayaan tren perlu dipertanyakan. Dalam hal ini, Dow menggunakan 2 indeks: Dow Jones Industrial Average (DJIA) dan Dow Jones Transportation Average (DJTA)

Namun pada kenyataannya, meskipun gagasan intinya masih dianggap valid, hanya menggunakan dua indeks khusus ini untuk mengonfirmasi semua tren pasar dianggap ketinggalan jaman. Pendekatan ini mengabaikan kerumitan pasar keuangan modern, seperti ketersediaan rentang indeks dan kelas aset yang lebih luas.

Tren Mengonfirmasi Volume

Seperti dalam teori Dow, volume perdagangan harus sejalan dengan pergerakan pasar demi memvalidasi tren pasar. Intinya, agar tren pasar dianggap terpercaya, volumenya harus meningkat ketika harga bergerak dalam arah tren primer.

Sederhananya, selama tren naik, volume yang lebih tinggi harus menyertai kenaikan harga, sementara volume yang lebih rendah diharapkan terjadi di tren penurunan harga. Jika harga bergerak pada arah tren primer, namun bervolume rendah, ini menunjukkan adanya potensi pelemahan tren dan pembalikan arah.

Hingga hari ini, mengonfirmasi tren dengan menganalisis volume masih menjadi salah satu teknik penting yang digunakan para pedagang dan investor.

Volume Confirms Trends: Increased Volumes Anticipate Price Uptrends

Tren Bertahan Hingga Benar-Benar Berbalik

Prinsip ini menyatakan bahwa ketika tren market tercipta, kemungkinan tren itu akan terus berlanjut hinga benar-benar ada bukti pembalikan arah. Ini mengingatkan pedagang dan investor pada asumsi dini yang melihat akhir tren berdasarkan pada fluktuasi minor atau pembalikan sementara. Sebaliknya, peserta pasar disarankan untuk menunggu hingga ada konfirmasi jelas akan pembalikan tren sebelum mengubah strategi investasi mereka.

Menerapkan Teori Dow

 Berikut penjabaran dasar tentang cara pedagang mengimplementasikan prinsip teori Dow pada strategi perdagangan mereka:

  1. Mengidentifikasi tren primer: Langkah pertama adalah tentukan dahulu tren primer pasar. Pedagang yang menggunakan teori Dow harus menemukan dan mengidentifikasi tren primer dengan menganalisa grafik harga jangka panjang dan mencari pola konsisten dari puncak ddan lemah pada suatu tren kenaikan, atau puncak dan lembah pada sebuah penurunan.
  2. Mengonfirmasi tren: Ketika tren primer telah teridentifikasi, pedagang harus mencari sinyal konfirmasi untuk memvalidasi tren. Berdasarkan Teori Dow, konfirmasi terjadi ketika tren sejalur dengan dua atau lebih indeks (pasar) mayor. Sebagai tambahan, peningkatan volume perdagangan yang sejalur dengan arah tren dapat menjadi sinyal konfirmasi.
  1. Mengidentifikasi tren sekunder: Tren sekunder bergerak berlawanan dengan tren primer. Koreksi ini kerap memberi peluang untuk memasuki pasar pada harga yang diinginkan. Sebagai contoh, pada sebuah tren naik, harga mungkin akan turun sementara dalam tren sekunder, ini memungkinkan pedagang untuk membeli aset pada harga yang lebih rendah sebelum kenaikan kembali berlanjut.
  1. Mencari tren pembalikan: Begitu pedagang melihat jelas tanda pelemahan tren atau pembalikan seperti pada volume perdagangan atau menembus tingkat support dan resistance, perubahan posisi mungkin harus segera dilakukan atau memasuki perdagangan dengan arah tren baru.

Perlu dicatat bahwa dengan strategi perdagangan apapun, manajemen resiko penting dalam penggunaan prinsip Teori Dow. Pedagang harus menerapkan order stop-loss untuk memitigasi potensi kerugian jika pasar berubah ke arah yang tidak diinginkan dan mempertimbangkan ukuran posisi.

Dow Theory: Exploring Three Types of Trends - Uptrend, Downtrend, and Sideways Movement

Kelemahan Teori Dow

  • Indikator Tertunda/Lagging: Teori Dow mengandalkan data harga historis untuk mengidentifikasi harga dan mengonfirmasi sinyal
  • Penggunaan yang terbatas pada pasar modern: Dirumuskan pada akhir abad ke19, teori Dow menghadapi tantangan pada adaptasi akan kerumitan pasar keuangan modern. Dengan laju teknologi yang cepat, globalisasi dan perkembangan instumen finansial yang rumit, kesederhanaan pendekatannya tidak dapat selalu mencakup nuansa dinamika pasar modern.
  • Hanya mengandalkan harga penutupan: Teori Dow secara utama mengandalkan pada harga penutupan untuk menganalisis tren pasar dan mengonfirmasi sinyal. Pendekatan ini mungkin menyajikan gambaran aktifitas pasar yang kurang lengkap. 
  • Aplikasi terbatas bagi perdagangan jangka pendek: Teori Dow utamanya berfokus pada tren pasar jangka panjang. Ini mungkin tidak begitu membantu pedagang jangka pendek yang menyasar pergerakan pasar harian.

Kesimpulan

Analisis teknis yang kita tahu hari ini berakar dari Teori Dow. Dengan memahami konsep fundamental seperti tren pasar, sinyal konfirmasi, dan siklus pasar, Teori Dow menjad landasan berkembangnya banyak alat dan teknis yang sekarang digunakan pedagang.

Atas kesederhanaanya, teori ini diterapkan pedagang dari berbagai level pada strategi mereka. Terlebih lagi, fokusnya pada dinamika pasar fundamental yang umum dikalangan lingkungan perdagangan yang berbeda memungkinkan teori ini untuk digunakan pada berbagai kelas aset dan kerangka waktu.

Namun, penting until diingat bahwa selayaknya alat analisis teknis, Teori Dow bukan hadir tanpa kekurangan. Untuk memaksimalkan efektivitasnya, pedagang modern dapat menggunakannya dengan alat analisis teknis lain seperti moving average dan osilator momentum

TabTrader mempersembahkan segala yang pedagang perlukan dalam strategi analisis teknis perdagangan aset kripto, termasuk mereka yang menerapkan Teori Dow. Melalui platform kami, pedagang dapat mengakses data pasar langsung, mengatur peralatan grafik dan berbagai indikator teknis lanjutan.

Pertanyaan Umum

Apa itu Teori Dow?

eori Dow merupakan sekumpulan prinsip untuk menganalisis pasar finansial. Teori ini diformulasikan oleh Charles Dow, co-founder Dow Jones & Company pada akhir abad ke19, awal abad ke 20. Teori ini bertujuan untuk mengidentifikasi tren pada aset keuangan dan membuat prediksinya untuk pergerakan yang akan datang.

Apa saja 6 prinsip Teori Dow?

Teori Dow berdasarkan pada 6 prinsip dasar

  1. Pasar yang mendiskon segalanya
  2. Terdapat tiga jenis tren pasar
  3. Tren primer memiliki tiga fase
  4. Indeks harus saling mengonfirmasi
  5. Volume harus mengonfirmasi tren
  6. Tren akan bertahan sampai pembalikan benar-benar terlihat

Bagaimana penggunaan Teori Dow pada analisis teknis?

Investor dan pedagang menggunakan Teori Dow dalam menganalisa tren pasar dan membuat keputusan jual, beli atau menahan aset keuangan.

Apakah Teori Dow masih relevan hingga saat ini?

Meski dicetuskan lebih dari seabad lalu, beberapa prinsip Teori Dow masih terbilang relevant pada pasar aset finansial modern. Konsep uama seperti tren, siklus pasar, masih memengaruhi analisis teknis sekarang.

Apa kekurangan Teori Dow?

Kekurangan Teori Dow termasuk diantaranya karena mengandalkan data historis mengakibatkan pembacaan tertunda/lagging, tantangan dalam beradaptasi pada pasar modern, ketergantungannya hanya pada harga penutupan dan keterbatasannya dalam sekanario penggunaan jangka pendek.

Mengapa Teori Dow Penting?

Teori Dow merupakan teori formal pertama yang menjabarkan prinsip analisa tren pasar berdasarkan data volume dan harga. Konsepya sangat memengaruhi analisis teknis dan masih menjadi dasar utama dalam memahami perilaku pasar.

Ingin memulai berdagang kripto?

Cobalah TabTrader untuk ponsel atau web!

google-playapp-storeweb-app