Apa Itu Aplikasi Tak Terpusat (dApp)?
Aplikasi tak terpusat (dApp) adalah suatu aplikasi sumber-terbuka yang menjalankan blockchain umum dalam format peer-to-peer (P2P). DApps menjadi salah satu contoh penggunaan kunci teknologi Blockchain dimana pengguna akan dapat melakukan banyak hal tanpa perlu campur tangan perantara atau pihak ketiga, karena dApp menggunakan smart contract.
dApps blockchain sebenarnya baru muncul sekitar satu decade ini, namun telah tumbuh secara fenomenal, dan pada tahun 2023 telah berekspansi tak hanya dalam Ethereum, namun juga jaringan lain termasuk Solana, Polygon, dan Binance Smart Chain (BNB Chain).
Apa Prinsip DApp?
DApp pada dasarnya merupakan versi tak terpusat dari tampilan antarmuka web konsumen yang digunakan untuk berinteraksi satu sama lain secara daring. Pengguna dApp dapat melakukan aktivitas dengan secara langsung berkomunikasi pada blockchain serta operasinya dijalankan oleh smart contract – bukan oleh pihak ketiga. Hal ini sangat berbeda dengan server milik suatu perusahaan.
Ketiadaan pihak ketiga yang berperan sebagai pengendali aktivitas inilah yang menjadi kunci keunggulan dApp jika dibandingkan dengan aplikasi standard dan aplikasi web.
Namun, ketiadaan pihak ketiga bukanlah satu-satunya perbedaan antara dApp dan aplikasi lain; masih ada banyak fitur utama yang membedakannya dengan produk dan layanan lain yang sudah ada sebelumnya.
Kode Sumber-Terbuka
Meskipun konsep dApp itu sendiri terus berkembang, namun ada beberapa karakteristik utama yang mereka miliki. Salah satunya adalah kode sumber-terbuka.
Dalam menjalankan fungsinya, dApp bergantung pada jaringan yang mendasarinya – umumnya Etherem – tetapi selain adanya pengembang yang Menyusun kode, taka da proses pemeliharaan yang diperlukan sekali aplikasi ini dirilis.
Susunan kode yang menjalankan operasi dApp harus terbuka dan dapat dilihat oleh siapapun yang ingin meninjaunya – tanpa hal ini, transparansi yang merupakan kunci dari aplikasi ini akan dipertanyakan.
Penggunaan Blockchain Tak Terpusat
Tak perlu dikatakan lagi bahwa antarmuka yang tidak terpusat akan berfungsi di atas blockchain yang juga tak terpusat untuk dapat bekerja sebagaimana mestinya.
Maka dari itu, dApp menggunakan blockchain public yang ada untuk dapat berfungsi. Tadinya secara umum menggunakan Ethereum, namun seiring berjalannya waktu, pengembang juga merilisnya di Solana, BNB Chain, Polygon, EOS, Avalanche dan lain-lain.
Blockchain sangat penting untuk menyimpan smart contract yang akan menjadi eksekutor dari interaksi dengan pengguna dApp. Blockchain juga memungkinkan penyimpanan data dengan cara yang tak terpusat, sehingga blockchain akan menjaga keamanan dApp dan beberapa aspek resistensi sensor.
Entitas yang konon paling terkenal dalam mewujudkan cita-cita di atas – kode sumber terbuka dan blockchain yang tak terpusat – adalah Bitcoin itu sendiri.
Banyak yang berpendapat bahwa Bitcoin adalah dApp yang luar biasa – kasus penggunaannya spesifik dalam melakukan transfer pada jaringan, Bitcoin menggunakan prinsip kunci dari ketidak terpusatan untuk mencapainya tanpa campur tangan pihak ketiga.
Skema Insentif
Tergantung pada jenis proyek suatu dApp, insentif mungkin dibutuhkan untuk menjaga pengguna dan partisipan dalam blockchain tersebut tetap aktif.
Dapp memiliki banyak variasi, dan banyak koin alternatif popular yang digunakan sebagai insentif di dalamnya. Contoh kuncinya adalah DEX yang memiliki token intern untuk berbagai keperluannya. Meski begitu, Dapp memungkinkan pengguna untuk memperdagangkan token dengan cara yang tak terpusat menggunakan smart contract dan bukannya pihak pusat yang mengatur segalanya.
Baca di sini untuk artikel lengkap tentang DEX di Akademi TabTrader.
Siapa Penemu DApp?
DApp adalah sebuah fenomena baru bagi kebanyakan orang yang sebagian besar berkaitan dengan perannya dalam teknologi kripto seperti sistem keuangan tak terpusat (DeFi).
Faktanya, DApps dalam definisi yang paling luas telah ada jauh lebih lama, dan menurut beberapa orang bahkan mendahului kelahiran Bitcoin dan teknologi blockchain itu sendiri.
Pada saat blockchain belum dikenal, terdapat layanan yang menggunakan P2P untuk menciptakan dunia daring yang seolah tak terpusat dengan berbagai fungsi, kebanyakan dari mereka fokus pada fungsi membagikan data secara terdistribusi.
Contoh yang paling terkenal adalah BitTorrent yang kemudian menggandeng teknologi blockchain dan bahkan meluncurkan token kriptonya sendiri.
Layanan serupa yang terkenal pada awal tahun 2000an adalah Limewire, sebuah sumber dokumen bersama yang terkenal oleh format P2P dan yang lebih kontroversial lagi, Napster.
Dapp Kini
DApp modern yang kini telah banyak beredar pada dunia asset kripto secara fundamental teknikal berbeda dengan pendahulunya seperti BitTorrent.
Definisi dApp sendiri telah berkembang kedalam banyak kasus penggunaan. Namun pada intinya, implementasi dApp saat ini meningkatkan teknologi blockchain dalam menyediakan layanan yang tidak terpusat.
Baik perdagangan P2P melalui liquidity pool DEX atau mencetak token yang tak dapat dipertukarkan (NFT), blockchainlah yang membuat semua itu dapat dijalankan.
Ethereum adalah jaringan pertama yang digunakan untuk merilis kode yang membentuk sebuah dApp, namun kini, jaringan lain telah mulai tertarik akan hal ini, termasuk BNB Chain dan Solana.
Namun demikian, blockchain Ethereum masih menjadi yang paling banyak dipakai sampai tahun 2023 ini, dan bukannya tanpa alasan - dalam Ethereum terdapat smart contract, yang merupakan mekanisme utama yang memungkinkan dApps beroperasi dengan secara tak terpusat.
Tak seperti 'dApp' sebelum era blockchain, dApp kali ini mengimplementasikan penggunaan smart contract untuk melakukan transaksi dan interaksi antar pengguna secara otomatis tanpa bisa diganggu oleh pihak mana pun setelah dirilis.
Sebagai contoh, dalam menjalankan operasinya DEX menggunakan smart contract untuk mengeksekusi penukaran koin tanpa memerlukan buku order yang terpusat atau pihak ketiga yang menentukan jalannya transaksi.
Bagaimana DApp Bekerja?
Cara kerja dApp sangat tergantung pada dApp itu sendiri, karena istilah ini mencakup berbagai macam aplikasi yang semakin luas.
Secara umum, dApp memiliki beberapa fitur kunci yang membedakan operasinya dari aplikasi biasa dan aplikasi web.
Salah satu ciri yang paling menonjol pada dApp adalah teknologi blockchain. Blockchain bekerja sama seperti halnya menjadi backend dan peladen pusat jika dalam aplikasi biasa, entah itu dalam telepon pintar dan aplikasi web.
Jaringan blockchain berperan dalam penyusunan kode yang membentukn tahapan teknis dApp itu sendiri, dan fungsi dari Blockchain tersebut merupakan komponen kunci agar dApps dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Terkait dengan hal ini terdapat fakta bahwa beberapa dApps memiliki token kripto, yang penggunaannya dapat menjadi wajib untuk berinteraksi dengan fitur-fiturnya. Token ini dapat memiliki berbagai fungsi, mulai dari pemeliharaan hingga alat pembayaran transaksi dan kepentingan tata kelola.
Dalam menjalankan operasi antar penggunanya, dApps menggunakan faktor pengenal lainnya dari penggunaan smart contract yang merupakan kode dibalik dApp itu sendiri yang sifatnya otomatis serta tidak dapat rusak. Inilah yang memungkinkan dApps berfungsi tanpa perantara atau pihak manapun yang melakukan penyensoran.
Dalam kasus DEX, hak akses merupakan masalah kecil yang dapat diatasi dengan hanya membeli token internal serta menautkannya pada dompet kripto. Sementara bursa kripto tradisional, pengguna akan diminta untuk melakukan identifikasi untuk melakukan perdagangan, belum lagi keharusan untuk membeli satu atau lebih token, serta kewenangan untuk memutuskan apakah seorang pengguna dapat melanjutkan aktivitas atau tidak.
Sementara smart contract sendiri sangatlah sederhana, keluwesannya bagi pengguna untuk masuk dalam perjanjian yang transparan - memungkinkan kedua belah pihak mendapatkan yang mereka inginkan - berarti bahwa mereka dapat mengaplikasikan untuk interaksi dalam berbagai cara.
Kelebihan dan Kekurangan DApp
DApps mungkin akan terus merekonstruksi cara pengguna berinteraksi dengan layanannya, tetapi mereka masih harus menempuh jalan panjang untuk dianggap sebagai 'solusi jitu' untuk mengatasi keruwetan yang ada pada alternatif terpusat.
Sebagai tambahan dalam kelebihan yang mereka miliki, mereka juga memiliki tantangan yang perlu diperhatikan baik oleh pengguna dan pengembang
Kelebihan
- DApp menjalankan blockchain tak terpusat, dan berkat distribusi node jaringan, mereka tidak titik serangan tunggal. Ini membuat alternatif tak terpusat cenderung lebih sulit diganggu atau dirusak.
- Ketidakterpusatan juga menawarkan kelebihan - tidak adanya peladen pusat menghilangkan kemungkinan adanya gangguan peladen.
- Bahkan jika blockchain yang mendasarinya mengalami gangguan - sebagai contoh node yang bermigrasi atau isu adanya isu konsensus - sisa potongan dari jaringan akan tetap melanjutkan agar blockchain tetap menjalankan fungsinya, karena mereka memang dibentuk untuk melakukan hal tersebut. Sehingga kemungkinan dApp kehilangan data akan terkurangi.
- Smart contracts memfasilitasi perjanjian dengan pengguna yang tidak dapat diubah dalam bentuk susunan kode - tidak ada kesewenang-wenangan atau keputusan subjektif yang menghalangi interaksi tertentu dengan pengguna. Jika kondisi yang tersusun dalam kode cocok dengan perintah, maka suatu transaksi atau kejadian akan secara otomatis terkesekusi dan tidak dapat dihentikan. Maka dari itu dApp secara signifikan tidak terekspos pada penyensoran.
- Konsekuensi pada automasi berbasis kode ini adalah biaya yang murah. DApp berbiaya relatif murah karena ketiadaan pihak yang menjadi penengah dalam jalannya operasi, sehingga biaya hanya dibebankan untuk blockchain yang mendasarinya.
- Apabila dApp menjalankan transaksi sebagai kasus penggunaan utamanya, ini akan menjadi murah dan cepat berkat ketiadaan otoritas pusat yang cenderung menagih biaya pembayaran tertentu.
Kekurangan
Kekurangan yang dialami dApps saat ini adalah hal yang sudah umum terjadi pada blockchain terpusat pada umumnya. Diantaranya:
- Perlunya konsensus untuk memberlakukan perubahan atau pembaruan pada kode yang mendasarinya.
- Semakin banyak jumlah node yang terlibat dalam blockchain memang semakin baik, tetapi jika terlalu sedikit juga dapat berdampak pada keamanan.
- Kerentanan keamanan. Kode sumber terbuka memungkinkan siapa saja untuk meninjau kelemahan dApps, termasuk pihak-pihak jahat yang ingin mengeksploitasi kelemahan tersebut jika ditemukan.
Seiring pertumbuhan industri kripto, permasalahan ini perlahan dapat dicegah berkat semakin luasnya pihak yang turut serta didalamnya, prosedur pengembangan yang lebih menyeluruh, dan insentif untuk memastikan tingkat keamanan serta integritas kode.
App Web vs DApp
Pengguna TabTrader akan lebih akrab dengan app web berkat terminal TabTrader yang terintegrasi dengan app berbasis web yang dirilis tahun lalu.
Istilah "app web" mengacu luas pada berbagai produk dan layanan layaknya "dApp". Namun sederhananya App web merupakan versi aplikasi atau produk lain pada peramban web. Dalam pengertiannya yang paling luas, aplikasi web bahkan mencakup layanan sehari-hari seperti umpan berita Twitter.
Namun dibalik itu semua, terdapat perbedaan kunci pada cara dApp dan app web beroperasi. Seperti aplikasi seluler, app web memiliki antarmuka yang terpusat, serta tidak menggunakan blockchain tak terpusat untuk beroperasi - mereka menggunakan peladen backend.
Baik app web maupun dApps tetap dapat digunakan untuk memberikan pengalaman yang sama bagi pengguna. Dalam setiap kasusnya, pengguna berkomunikasi dengan antarmuka frontend, namun dApp membutuhkan metode yang berbeda untuk berkomunikasi dengan susunan kode aplikasi, yaitu dompet yang terhubung ke blockchain yang mendasarinya.
Masa Depan DApps
Seperti telah disebut, dApp memiliki cakupan luas dalam kasus penggunaan - yang meningkat seiring berjalannya waktu.
Hal ini bukan hanya karena fakta bahwa istilah "dApp" mencakup sejumlah besar layanan yang sudah ada; tetapi pada momentum perkembangan industri kripto, kemungkinan besar, menjadikan sektor dApp baru saja memulai perkembangannya.
Maka dari itu, bisa dikatakan banyak implementasi besar yang akan datang seiring kripto sendiri yang berfluktuasi secara konstan, bahkan belum genap lima belas tahun sejak penciptaan Bitcoin.
Namun, beberapa tantangan utama yang harus diatasi oleh para pengembang di masa depan terletak pada skalabilitasnya. DApps yang sebenarnya masih jarang terdengar, sebagian karena kurangnya pengetahuan dan pemahaman umum tentang kripto dan cara menggunakannya.
Sebagai tambahan untuk menyederhanakan interaksi dengan dApp dan membuatnya lebih intuitif, kreator perlu memperhatikan kemampuan pemrosesan semua komponen dalam rantai - dari susunan kode itu sendiri hingga batasan blockchain yang mendasari dApp.
Daya tarik desentralisasi membuat masa depan yang menarik dengan sendirinya. Dengan kemunculan DeFi, misalnya, siapa pun yang memiliki dompet sekarang memiliki pula kesempatan untuk melakukan perdagangan keuangan anonim tanpa pihak ketiga yang memutuskan persyaratan.
Sektor dApp adalah salah satu industri kripto yang paling ramai, dan TabTrader memiliki perangkat yang Anda perlukan untuk memahami banyaknya token yang terkait dengannya.
Kunjungi TabTrader untuk aplikasi seluler serta web dan mulai berdagang sekarang dengan lebih dari 20.000 instrumen di lebih dari 30 bursa kripto besar.
Ingin tahu lebih tentang aset kripto dan blockchain? Baru mengenal dunia perdagangan? Kunjungi Akademi TabTrader - sumber utama untuk edukasi kripto dan perdagangan.